KOMUNIKASI KELOMPOK
KOMUNIKASI KELOMPOK
DEFENISI
Kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan
bersama yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama,
mengenal satu sama lainnya, dan memandang mereka sebagai bagian dari kelompok
tersebut (Deddy Mulyana, 2005).
Kelompok ini misalnya keluaraga, kelompok diskusi,
kelompok pemecahan masalah, atau komite yang sedang rapat untuk mengambil
sebuah keputusan.
Michael Burgoon (dalam Wiryanto, 2005) mendefinisikan
komunikasi kelompok sebagai interaksi secara tatap muka antara tiga orang atau
lebih, dengan tujuan yang telah diketahui, seperti berbagi informasi, menjaga
diri. Pemecahan masalah, yang anggotanya dapat meningat karakteristik pribadi
anggota yang lain secara tepat.
Dari kedua defenisi di atas, ada kesamaan dalam yaitu
adanya komunikasi tatap muka, peserta komunikasi lebih dari dua orang, dan
memiliki susunan kerjatertentu untuk mencapai tujuan kelompok.
Dan B. Curtis, James J. Floyd, dan Jerril L. Winsor
(2005:149) menyatakan bahwa komunikasi terjadi ketika tiga orang atau lebih
bertatap muka, biasanya dibawah arahan seorang pemimpin untuk mencapai tujuan
atau sasaran bersama.
KARAKTERISTIK
FUNGSI KOMUNIKASI KELOMPOK
TIPE KELOMPOK
a.
Kelompok
primer dan sekunder
Charles Horton Cooley pada tahun 1909 (dalam Jalaludin
Rakhmat, 1994) mengatakan bahwa kelompok primer adalah kelompok yang anggotanya
berhubungan akrab, personal, serta menyentuh hati dalam asosiasi dan kerja
sama. Sedangkan kelompok sekunder adalah kelompok yang anggotanya berhubungan
tidak akrab, tidak personal, dan tidak menyentuh hati.
Jalaludin Rakhmat membedakan kelompok ini berdasarkan
karakteristik komunikasinya, sebagai berikut:
-
Kuaitas
komunikasi pada kelompok primer bersifat dalam dan meluas; pada kelompok
sekunder komunikasi bersifat dangkal dan terbatas.
-
Komunikasi
pada kelompok primer bersifat personal, sdangkan kelompok sekunder nonpersonal.
-
Komunikasi
kelompok primer lebih menekankan aspek hubungan dari pada aspek isi, sedangkan
kelompok sekunder sebaliknya.
-
Komunikasi
kelompok primer cenderung informal, sedangkan kelompok sekunder formal.
-
Komunikasi
kelompok primer cenderung ekspresif, sedangkan kelompok sekunder instrumental.
b.
Kelompok
keanggotaan dan kelompok rujukan.
Theodore Newcomb (1930) melahirkan istilah kelompok
keanggotaan (membership group) dan kelompok rujukan (reference group). Kelompok
keanggotaan adalah kelompok yang anggotanya secara administratif dan fisik
menjadi anggota kelompok itu, sedangkan kelompok rujukan adalah kelompok yang
digunakan sebagai alat ukur (standard) untuk menilai diri sendiri atau untuk
membentuk sikap.
c.
Kelompok
deskriptif dan kelompok preskriptif.
John F. Cragan dan David W. Wright (1980) membagi
kelompok menjadi dua, yaitu preskriptif dan deskriptif. Kategori deskriptif
menunjukkan klasifikasi kelompok dengan melihat proses pembentukannya secara
alamiah.
Berdasarkan tujuan, ukuran dan pola komunikasi,
kelompok deskriptif dibedakan menjadi tiga:
-
Kelompok
tugas
Kelompok
tugas bertujuan memcahkan masalah, misalnya merancang kampanye politik.
-
Kelompok
pertemuan.
Kelompok
pertemuan adalah kelompok yang menjadikan dirinya sebagai acara pokok.
Contohnya: kelompok terapi di rumah sakit jiwa.
-
Kelompok
penyadar.
Kelompok
penyadar mempunyai tugas utama menciptakan identitas sosial politik yang baru.
Kelompok
preskriptif mengacu pada langkah-langkah yang harus ditempuh anggota kelompok
dalam mencapai tujuan kelompok.
Cragan dan Wright mengategorikan enam format kelompok
preskriptif yaitu:
-
Diskusi
meja bunda
-
Simposium
-
Diskusi
panel
-
Forum
-
Kolokium
-
Prosedur
parlementer
METODE PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM KELOMPOK
PENGARUH KELOMPOK DALAM PERILAKU INDIVIDU
a.
Konformitas.
Konformitas adalah perubahan perilaku atau kepercayaan
menuju (norma) kelompok sebagai akibat tekanan kelompok yang real atau yang
dibayangkan. Apabila sejumlah orang dalam kelompok mengatakan atau melakukan
sesuatu, ada kecenderungan para anggota untuk mengatakan dan melakukan hal yang
sama.
b.
Fasilitas
sosial.
Dikatakan menjadi fasilitas karena keompok
mempengaruhi pekerjaan sehingga lebih mudah. Robert Zajons (1965) menjelaskan
bahwa kehadiran orang lain dianggap menimbulkan efek pembangkit energy pada
perilaku individu. Efek ini terjadi pada berbagai situasi sosial.
c.
Polarisasi.
Polarisasi adalah kecenderungan ke arah posisi yang
ekstrim. Apabila sebelum diskusi kelompok para anggota mempunyai sikap agak
mendukung tindakan tertentu, seteah diskusi mereka akan lebih kuat lagi
mendukung tindakan itu. Sebaliknya, apabila sebelum diskusi para anggota
kelompok menentang tindakan tertentu, setelah diskusi mereka akan menentang
lebih keras.
Buku
sumber:
Suryanto,
S.Sos., M.Si., Pengantar Ilmu Komunikasi, 2015, Bandung: Penerbit Pustaka Setia
Komentar
Posting Komentar