IMPRESSION MANAGEMENT (IM) / PENGELOLAAN KESAN.
IMPRESSION
MANAGEMENT (IM) / PENGELOLAAN KESAN.
KONSEP
TEORI IM
Ketika
seseorang bertemu orang lain, biasanya terdapat banyak alasan baginya untuk
memperlihatkan sebuah kesan kepada orang lain (Erving Goffman).[1] Ini adalah sebuah naluri
yang dimiliki orang setiap orang. Karena Pada umumnya, seseorang menginginkan
dirinya untuk diterima publik sebagai sosok yang intelligent, friendly, dan
morally good (Rosenfeld, Giacalone, & Tedeschi, 1983, p.60). Contohnya:
seorang calon karyawan sedapat mungkin akan berusaha menarik pihak perusahaan
yang mewawancarainya baik dengan penampilan maupun kemampuannya; seseorang yang
baru bergabung di sebuah komunitas akan berusaha pula untuk terlihat menarik di
mata orang-orang yang baru dikenalnya; atau juga seorang kandidat gubernur akan
berusaha menarik massa sebanya-banyaknya untuk memilihnya dalam Pemilu. Sebegitu
pentingnya “bagaimana harus menjadi menarik di mata orang lain” maka tak heran
sering kita menemui pula banyak buku membahas tentang kiat-kiat apa saja untuk
terlihat menarik, misalnya buku tentang kiat sukses menarik perhatian HRD, kiat
sukses merebut hati calon mertua, atau kiat sukses merebut hati wanita dalam
satu jam pertama. Banyak literature psikologi sosial, kemudian mengartikan impression
management sebagai self-presentation.
Konsep
tentang impression management sebetulnya berasal dari istilah dalam ilmu
psikologi sosial yang memfokuskan tentang perilaku individu. Konsep ini
diperkenalkan oleh Goffmann sejak tahun 1959.[2] Konsep ini makin
berkembang ketika secara luas mulai diaplikasikan bersamaan dengan konsep self
disclosure oleh perusahaan dan organisasi-organisasi, sebagai usaha untuk
mengontrol perilaku individu di dalam perusahaan atau organnisasi
tersebut. Konsep ini digunakan juga
untuk melihat efek dari impression management seorang manager atau calon
investor, serta dalam pengambilan sebuah keputusan yang menyangkut perusahaan.
Goffmann
pertamakali memperkenalkan konsep impression management sebagai “The
Presentation of Self in Everyday Life”[3]. Menurut Goffman,
impression management adalah proses dimana orang dalam sebuah situsai sosial
dapat memanage secara verbal dan non verbal, penampilan baju, kata-kata dan
gesture untuk memperkuat kesan mereka di hadapan orang lain. Menurutnya, pesan
itu dapat berupa kata-kata, tindakan, gaya berpakaian, dan cara-cara lain yang
dapat menggambarkan dan membentuk persepsi orang lain terhadap diri kita
(Mulyana, 2003).
Schlenker
mendefinisikan impression management sebagai upaya sadar atau tidak sadar untuk
mengontrol imej saat berada di dalam sebuah ruang interaksi sosial. Sementara
Tedeschi dan Rites, menyebutkan bahwa impression management terdiri dari
perilaku-perilaku seseorang yang bertujuan untuk mengontrol atau memanipulasi
atribut dan kesan-kesan seseorang bagi orang lain. Namun meskipun terdapat
banyak defenisi tentang impression management, namun dapat dilihat bahwa semua
defiinisi menyepakati adanya usaha untuk mempengaruhi, mengontrol[4], dan mengubah persepsi
orang lain tentang orang tersebut. Jones & Pitmann mengatakan bahwa
kemampuan ini dipengaruhi oleh kekuatan argumentasi.
Leary
dan Kowalski (1990) menekankan dua proses dalam impression management yaitu
impression motivation dan impression construction. Impression motivation adalah
kondisi dimana sebuah organisasi termotivasi untuk mempengaruhi kesan public
terhadapnya. Impession construction adalah proses untuk menentukan kesan yg
ingin diperlihatkan sebuah organisasi kepada public dan cara-cara yang dapat
digunakan untuk mencapai tujuan itu.
Argyle (1994) mengemukakan ada tiga motivasi primer pengelolaan
kesan, yaitu keinginan untuk mendapatkan imbalan materi atau sosial, untuk
mempertahankan atau meningkatkan harga diri, dan untuk mempermudah pengembangan
identitas diri (menciptakan dan mengukuhkan identitas diri. Motivasi untuk
mengelola kesan biasanya sering terjadi dalam situasi yang melibatkan
tujuan-tujuan penting (seperti persahabatan, persetujuan, imbalan materi)
dimana individu yang melakukannya merasa kurang puas dengan image yang diproyeksikan
saat ini (self-discrepancy). Motivasi mengelola kesan juga lebih kuat ketika
seseorang merasa tergantung pada seseorang yang berkuasa yang mengendalikan
sumber-sumber penting bagi dirinya (Misal, atasannya) atau setelah dia
mengalami kegagalan atau hampir mengalami kejadian yang dapat meruntuhkan harga
dirinya.
MOTIF DAN STRATEGI (Taktik Impression
Management)
Jones & Pittman Pada tahun 1982
Jones & Pittman
membangun sebuah sistem untuk merekam bermacam-macam perilaku manajemen
kesan. Lima kelompok teoritik dari manajemen kesan telah diidentifikasikan
paling banyak digunakan oleh setiap individu. Sistem tersebut mencakup lima
strategi yang meliputi: ingratiation, selfpromotion, exemplification, intimidation
dan supplication.
- Ingratiation
Tindakan
yang dilakukan untuk terlihat menarik dengan cara memuji diri sendiri, memuji
orang lain, menyetujui pendapat yang ada, melakukan hal-hal baik seperti
memberi bantuan dan hadiah, menutupi kelemahan dengan menunjukkan kelebihannya.
-
Favor Doing
Misalnya
dengan peduli, ramah dan memiliki tenggang rasa, dengan menjadi orang yang
terbuka, mudah berteman, terlihat senyum, tertawa, memberi salam, memberikan
pelukan, menggandeng, dan menunjukkan simbol-simbol positif seperti cinta.
-
Self Enhancement
Misalnya
memuji dirinya sendiri, dengan pernyataan maupun dengan menunjukkannya melalui
tindakan, salah satunya dengan memperlihatkan dirinya yang percaya diri dengan
penampilan maupun wajahnya.
-
Other Enhancement
Misalnya
menggunakan sanjungan atau pujian kepada orang lain, untuk mendapatkan
dukungan.
-
Opinion Confirmities
Misalnya
melakukan tindakan setuju atas opini yang ada, misal, melakukan hal yang
dilakukan oleh orang-orang pada umumnya, tindakan yang disetujui bersama oleh
publik. Selain dari publik, bisa juga dari orang yang posisinya lebih tinggi.
- Intimidation
Dilakukan
agar terkesan berbahaya. Menimbulkan rasa takut pada lawan, dengan memberikan
ancaman, meluapkan amarah, pamer kekuasaan atau kekuatan.
-
Threats
Misalnya
melakukan tindakan mengancam, dengan menunjukkan kekuatan atau kekuasaanya,
seperti menuliskan atau menunjukkan sesuatu yang membuat orang lain takut
padanya.
-
Anger
Yaitu
menunjukkan kemarahan, seperti melalui ekpresi dan tindakan dengan
memperlihatkan dirinya yang tertutup dan tidak mudah atau bahkan tidak bisa
didekati.
- Self Promotion
Dilakukan
agar orang lain terkesan, dengan terlihat kompeten. Dilakukan dengan cara
memberikan penjelasan deskriptif, unjuk kemampuan dan prestasi.
-
Performance Claims
Yaitu
menjelaskan kompetensi dirinya, seperti performa dan kemampuannya yang
sehubungan dengan yang dia lakukan, misalnya profesi. Apakah ia kompeten,
menjadi pemenang, nomor satu dan profesional.
- Performance Accounts
Yaitu
menunjukkan kemampuan dan prestasinya dengan cara menunjukkan atau
mempromosikan hal-hal yang ada di sekelilingnya.
- Exemplification
Menunjukkan
bahwa dirinya bermoral dan berintegritas, dengan jalan menunjukkan dirinya
sebagai seseorang yang peduli, disiplin, jujur, dermawan, serta rela berkorban.
Dilakukan agar dihormati dan dikagumi.
-
Self Denial
Yaitu
melalukan pernyataan ataupun tindakan penyangkalan atas informasi atau rumor
yang ditujukan padanya.
-
Helping
Yaitu
mengajak untuk membantu orang lain..
-
Militancy
Yaitu
mengajak orang lain untuk bertindak positif seperti yang ia lakukan, misalnya
dengan cara berbagi statement, seperti motivasi.
- Supplication
Menampilkan
dirinya sebagai orang yang lemah, tidak berdaya. Menunjukkan ketergantungannya
pada orang lain, agar orang lain berbelas kasihan dan kemudian memberikan
bantuan.
-
Self Deprecation
Yaitu
terlihat sedang sedih, lelah, muak, kecewa, menunjukkan dirinya yang sedang
dalam kesusahan, ketakutan, perlu dikasihani.
-
Entreaties for Help
Yaitu
dengan meminta bantuan.
Ada
beberapa motif yang mengatur impression management. Salah satunya adalah
instrumen: kita ingin mempengaruhi orang lain dan memperoleh keuntungan
(Schlenker 1980,92). Menyampaikan kesan yang tepat membantu memperoleh hasil
sosial dan hasil materi yang diinginkan. Hasil sosial dapat mencakup
persetujuan, persahabatan, bantuan atau kekuasaan saat menyampaikan kesan
kompetensi dalam angkatan kerja dapat membawa manfaat materi positif seperti
gaji yang lebih tinggi atau kondisi kerja yang lebih baik.
Motif kedua
self presentation adalah sikap ekspresif. Kita membangun sebuah citra diri kita
untuk mengklaim identitas pribadi dan menampilkan diri dengan cara yang
konsisten dengan citra tersebut. Bila kita merasa seperti dibatasi, maka kita
akan menunjukkan reaktansi atau pembangkangan. Kita mencoba untuk menegaskan
kebebasan kita terhadap orang lain yang akan berusaha untuk membatasi ekspresi
self presentation kita. Contoh klasik tentang gagasan "anak pendeta"
yang ditekan identitas pribadi dan emosinya menyebabkan reaksi penyerangan pada
keluarga dan masyarakat.
Ada beberapa
orang mengadopsi impression management dengan cara yang berbeda. Salah satunya
dalam bentuk 'menjilat', di mana seseorang menggunakan sanjungan atau pujian
untuk meningkatkan daya tarik sosial kita dengan menonjolkan karakteristik yang
lebih baik sehingga kita akan menyukainya (Schlenker 1980,169). Strategi lain
adalah intimidasi, sikap agresifitas yang menunjukkan kemarahan supaya orang
lain mau mendengar dan mematuhi kita.
Sebuah
strategi yang menarik sejumlah besar perhatian penelitian adalah
self-handicapping. Dalam hal ini seseorang menciptakan 'hambatan' dan 'alasan'
(Aronson et al 2009,174) untuk diri mereka sendiri sehingga mereka dapat
menghindarkan diri dari tuduhan ketika berbuat kesalahan. Orang-orang yang
self-handicap memilih untuk menyalahkan kegagalan mereka pada hambatan seperti
obat-obatan dan alkohol bukan karena kurangnya kemampuan mereka sendiri.
Individu lain menyusun alasan seperti rasa malu, suasana kecemasan, negatif
atau gejala-gejala fisik sebagai alasan kegagalan mereka.
Strategi ini
digunakan untuk membentuk kesan tertentu, perbedaan utamanya adalah antara
strategi defensif dan strategi tegas. Strategi defensif meliputi perilaku
seperti menghindari situasi mengancam atau sarana self-handicapping, sedangkan
strategi tegas mengacu pada perilaku yang lebih aktif seperti idealisasi diri
dengan menggunakan simbol status atau praktik yang sejenisnya.
Strategi ini
memainkan peranan penting dalam perawatan harga diri seseorang. Harga diri
dipengaruhi oleh evaluasinya terhadap kinerja diri dan persepsi tentang
bagaimana orang lain bereaksi terhadap penampilannya. Akibatnya, orang-orang
yang aktif dalam memerankan impression management dapat meningkatkan rasa
percaya diri terhadap orang lain.
Teori Dramaturgi
(Impression Management)
Teori dramaturgi adalah model dari analisis
social yang menggunakan konsep drama, seperti performa, scenario, backdrop,
dll. Manusia adalah aktor yang berusaha untuk menggabungkan karakteristik
personal dan tujuan kepada orang lain melalui “pertunjukan dramanya sendiri”.
Dalam mencapai tujuannya tersebut, menurut konsep dramaturgi, manusia akan
mengembangkan perilaku-perilaku yang mendukung perannya tersebut. Selayaknya
pertunjukan drama, seorang aktor drama kehidupan juga harus mempersiapkan
kelengkapan pertunjukan. Hal ini tentunya bertujuan untuk meninggalkan kesan
yang baik pada lawan interaksi dan memuluskan jalan mencapai tujuan. Lebih jauh
lagi, dengan mengelola informasi yang kita berikan kepada orang lain, maka kita
akan mengendalikan pemaknaan orang lain terhadap diri kita. Hal itu digunakan
untuk memberi tahu kepada orang lain mengenai siapa.
Dalam bukunya yang berjudul ‘The Presentation of
Self in Everyday Life’, Goffman menyebutkan istilah self presentation
(presentasi diri) dengan impression management (manajemen kesan). Menurutnya,
dunia sama dengan panggung sandiwara. Setiap manusia mengatur hal-hal yang dia
lakukan ketika berinteraksi dengan orang lain. Goffman menyebutnya sebagai
dramaturgi. Menurut Goffman, dalam pementasan terdapat front stage (panggung
depan), back stage (panggung belakang), team of performers (kelompok atau tim
yang terlibat dan mendukung pementasan), dan audience (masyarakat).
Goffman (1959) memperkenalkan manajemen kesan
sebagai kebutuhan individu dalam
mempresentasikan dirinya sebagai seseorang yang bisa diterima oleh orang lain.
Dia menjelaskan bahwa diri sebagai penampil (self as performer), bukan semata-mata
sebuah produk sosial, tapi juga memiliki dasar motivasi. Individu menata kesan
miliknya ketika mereka berharap untuk diterima sebagai seorang yang memiliki
citra diri disukai oleh orang-orang (Bolino et al., 2008; Jones & Pittman,
1982). Pada umumnya Impression Management digunakan dalam konteks untuk
mendapatkan pujian atas pertunjukan, wawancara, mencari respon balik, dan
kesuksesan dalam karier (Lola, 2009, p.3).
DAFTAR
PUSTAKA
Dr. Barry R Schlenker, Seminar: Impression
Management, 2006.
Juling Wang, Literature Review on the Impression
Management in Corporate Information Disclosure, (Jinan University, Guangzhou,
china) dalam Jurnal Modern Economy, july 2016.
Ritzer,
George et al. 2004. Teori Sosiologi Modern (Terj). Jakarta: Prenada Media.
Turner,
West. 2008. Pengantar Teori Komunikasi Analisis dan Aplikasi. Jakarta: Salemba Humanika.
Jones,
E. E. (1964). Ingratiation. New York: Appleton-Century-Crofts
Jones,
E. E., & Pittman, T. S. (1982). Toward a general theory of strategic
Self-presentation. In J. Suls (Ed.), Psychological Perspectives on the Self
(Vol.1, pp. 231-262). Hillsdale, NJ: Lawrence Erlbaum
Kathryn
Davis, Impression Management Essay, February 2016.
[1]
Dikutip dari karangan Dr.
Barry R Schlenker, Seminar: Impression Management, 2006. Erving Goffman adalah
sosiolog terkenal asal Amerika Serikat yang lahir tahun 1922 dan meninggal
tahun 1982.
[2]
Juling Wang, Literature Review
on the Impression Management in Corporate Information Disclosure, (Jinan
University, Guangzhou, china) dalam Jurnal Modern Economy, july 2016.
[3]
The Presentation of Self in Everyday Life adalah Buku karangan Goffman pada tahun 1959.
[4]
Mengontrol meliputi proses
mengatur (managing), membentuk (shaping) dan menyesuaikan (adjusting).
Hai Gan... Artikel Yang Sangat Bagus dan Memberikan Informasi Yang Bermanfaat..^^
BalasHapusTerima Kasih^^
Dan Mohon Untuk Izin Comment yah Gan^^
MickeyMouse
Bandar Togel
TOBA4D
SLOT GAMES
SGP TOGEL
Bandar Togel
Hongkong Pools
Casino Online
BURUAN DAFTAR DI TOBA4D
BONUSNYA MELIMPAH BOSKU
Min Depo : Rp 25.000,-
BONUS NEW MEMBER 10%
BONUS HARIAN HINGGA 10%
Hai Gan... Artikel Yang Sangat Bagus dan Memberikan Informasi Yang Bermanfaat..^^
Terima Kasih^^
Dan Mohon Untuk Izin Comment yah Gan^^
MickeyMouse
Bandar Togel
TOBA4D
SLOT GAMES
SGP TOGEL
Bandar Togel
Hongkong Pools
Casino Online
BURUAN DAFTAR DI TOBA4D
BONUSNYA MELIMPAH BOSKU
Min Depo : Rp 25.000,-
BONUS NEW MEMBER 10%
BONUS HARIAN HINGGA 10%
Hai Gan... Artikel Yang Sangat Bagus dan Memberikan Informasi Yang Bermanfaat..^^
Terima Kasih^^
Dan Mohon Untuk Izin Comment yah Gan^^
MickeyMouse
Bandar Togel
TOBA4D
SLOT GAMES
SGP TOGEL
Bandar Togel
Hongkong Pools
Casino Online
BURUAN DAFTAR DI TOBA4D
BONUSNYA MELIMPAH BOSKU
Min Depo : Rp 25.000,-
BONUS NEW MEMBER 10%
BONUS HARIAN HINGGA 10%
KETERANGAN LEBIH LANJUT HUBUNGI :
LIVE CHAT 24 JAM
Line : Toba4D CS
Instagram : Toba_4D
WA : +6281292336766
KETERANGAN LEBIH LANJUT HUBUNGI :
LIVE CHAT 24 JAM
Line : Toba4D CS
Instagram : Toba_4D
WA : +6281292336766
KETERANGAN LEBIH LANJUT HUBUNGI :
LIVE CHAT 24 JAM
Line : Toba4D CS
Instagram : Toba_4D
WA : +6281292336766