Contoh Proposal Film Dokumenter
JUDUL : A HUNDRED (A 100)
JENIS PROGRAM : DOKUMENTER (BIOGRAFI)
DURASI : 30’
JUMLAH EPISODE : REGULAR
PROD SITUATION : MULTI CAMERA, TAPPING
LOKASI : OUTDOOR DAN INDOOR
DAFTAR ISI
I. LATAR BELAKANG
II. SYNOPSIS
III. TUJUAN
IV. TARGET AUDIENCE
V. DISTRIBUSI
VI. PENANGGUNG JAWAB PRODUKSI
VII.
PROYEKSI BIAYA
VIII.
SPONSORSHIP
IX. SEGMENTASI
I.
LATAR
BELAKANG
·
Di
tengah banyaknya program televisi yang saat ini menjamur, program televise
documenter terkadang dianaktirikan seiring bnyaknya program komersial
berbasiskan iklan.
·
“a 100” kami hadirkan sebagai salah satu program televisi yang dapat dinikmati
oleh pemirsa. Mengusung
genre dokumenter yang sarat dengan muatan moralitas,
spiritualitas dan humanitas, program
ini mengandung berjuta makna
melalui alur cerita yang dikemas dengan teknik pengambilan gambar dan editing yang
menarik sehingga dapat menyentuh hati penonton sekaligus menghibur.
II.
SYNOPSIS
·
Boni adalah seorang anak muda berusia 25 tahun yang saat ini
terus bermimpi besar untuk menjadi orang sukses. Kesehariannya, hampir 24 jam
dilewati di sebuah ruko berlantai empat di daerah Pondok Pinang Jakarta
Selatan. Sehari-hari ia bergulat dengan aktivitasnya sebagai guru les privat
untuk anak-anak yang menempuh pendidikan formal di sekolah-sekolah
internasional yang ada di Jakarta.
·
Memiliki
sebuah usaha tempat les privat untuk anak-anak yang bersekolah di sekolah
internasional bukan sebuah mimpi ataupun cita-citanya dulu. Tapi kini Boni
justru menjalaninya sebagai rutinitas. Ia bahkan kini dipandang sukses, karena
berhasil membawa beberapa anak meraih prestasi di sekolah.
·
Tempat
usaha les privat yang dijalankan Boni diberi nama “a hundred”. Sebuah nama yang
tidak asal ditemukan, tetapi melalui proses pengalaman dan permenungan terhadap
pengalamannya sendiri.
·
Tahun
2011 - 2015, Boni adalah seorang mahasiswa di sebuah universitas yang ada di
Filipina. Namun karena kuliahnya serabutan, ia pulang ke Indonesia tanpa
membawa bekal ijazah. Pengalamannya menuntut ilmu di Negara lain dan menghadapi
kesulitan berhasa inggris membawa Boni menemukan sebuah konsep dalam belajar
yaitu “a hundred”. Saat itu ia menerapkan konsep “ ahundred” dalam belajarnya
yaitu 100 persen harus berbahasa inggris sehingga akhirnya ia pun bisa menjadi
sangat fasih berbahasa inggris. Konsep ini kemudian menjadi filosofi hidupnya
dalam banyak hal, dimana dalam pandangannya “a hundred” bisa juga berarti
prinsip totalitas dalam pekerjaan apapun. Jika ingin mencapai apa yang
diinginkan, maka anda harus 100 persen belajar, berdoa, dan berusaha yang
berarti tidak setengah-setengah.
·
Pulang dari Filipina dalam keadaan tidak menamatkan
kuliahnya disana, membuat Boni sempat hidup luntang-lantung. Ia sempat putus
asa karena tidak menemukan pekerjaan di Jakarta, sehingga pernah terjerumus
dalam pergaulan yang salah dengan kelompok preman. Namun kehidupan yang keras dan
mempertaruhkan nyawa, membuat Boni memutuskan untuk mencari pekerjaan yang
lebih layak.
·
Tahun 2016,
Boni diterima bekerja sebagai tenaga pengajar di sebuah tempat les privat berbahasa
inggris di daerah Jl Hijau, Pondok Indah Jakarta Selatan. Dengan prinsip “a
hundred” yang telah tertanam di dalam dirinya, ia menjadi guru les privat yang
berhasil, sehingga hal itu membawa kemajuan untuk tempat usaha tersebut.
Sayangnya, ia menerima banyak perlakuan tidak adil dari sang pemilik usaha, mulai
dari suka dimarahi untuk hal-hal sepele sampai tidak digaji selama 1 tahun
bekerja.
·
Januari
2017, Boni memutuskan keluar. Dari sini, ia mulai membangun mimpi baru. Dengan
modal nekad, ia menggagas dan membangun usaha tempat les privat baru dengan
nama “a hundred”. Sempat mengalami banyak kejadian pahit seperti tidak
dipercaya pemilik ruko hingga sempat berhari-hari hanya satu kali makan,
akhirnya Boni kini menemukan ritme usahanya yang semakin pasti. Dari siswa
binaan yang awalnya hanya 4 orang, kini murid-murid baru terus berdatangan
hingga telah mencapai lebih dari 30 anak. Ia pun sudah mulai bisa mempekerjakan
beberapa pegawai sebagai tenaga guru privat.
·
Sampai
titik ini, Boni percaya bahwa konsep “a hundred” yang kini digunakan juga
sebagai nama tempat usahanya, telah menjadi filosofi dan pedoman hidupnya. Ia
yakin usahanya akan terus berkembang dan pada suatu saat nanti akan menjadi
besar.
II.
TUJUAN
·
Program
ini dibuat sebagai tugas matakuliah Feature and Documenter Televisi di
Universitas Mercu Buana Jakarta
·
Program
ini diharapkan dapat memberikan manfaat yaitu inspirasi kepada setiap orang
yang menontonnya serta referensi peluang usaha.
·
Program
ini juga diharapkan untuk dapat menghibur penonton.
III.
TARGET
AUDIENCE
PRIMARY
·
Jenis
Kelamin : Wanita dan Pria
·
Umur : remaja, dewasa, orangtua (15-50 thn)
·
Kelas : A, B, C
SECONDARY
·
Seluruh
masyarakat (all people) dari remaja, dewasa, orangtua.
GEOGRAFI
·
Nasional
IV.
DISTRIBUSI
PRIMARY
·
Televisi
(Metro Tv)
SECONDARY
·
Youtube,
facebook, jaringan.
V.
PENANGGUNG
JAWAB PRODUKSI
·
Penasehat : Sophan Wahyudi, S.Ikom.,M.Ikom
·
Pemimpin
Produksi (Project) : Arie Suhendro
·
Wakil : Yulius H.S
·
Produser
Eksekutif : Muhammad Bayu Burhanuddin
·
Produser : Ivan Ardi
·
Ide Cerita
dan Sutradara : Yulius H.S
·
Penulis
Naskah : Yulius H.S
·
Tata
Sinematografi : Bella Aulia
·
Tata
Artistik : Bella Aulia
·
Tata
Kostum : Intan P. Waruwu
·
Tata Musik
: Fajar
·
Marketing : Rezho EM
·
Keuangan : Muhammad Septiadi
·
Humas : Muhammad Septiadi
VI.
PROGRAM
KERJA
1.
PRA
PRODUKSI
·
Dilaksanakan
s/d tanggal 15
oktober 2017
·
.......................
2.
PRODUKSI
·
Shooting
Day tanggal 15
oktober 2017 s/d 15 november 2017
·
Lokasi
shooting : Jakarta
·
Elemen
Visual : materi shot, footage,
dokumentasi video & foto narasumber
3.
PASCA
PRODUKSI
·
Editing
dll dilaksanakan mulai 15 November
2017
·
Target
rilis tanggal 15
desember 2017
VII.
PROYEKSI BIAYA
·
Biaya Pra
Produksi : Rp
200.000
·
Biaya Produksi : Rp 500.000
·
Post Production : Rp 200.000
·
Total proyeksi biaya : Rp
900.000
VIII.
SPONSORSHIP
·
Semua kategori
sponsor yang berhubungan dengan produk orang: remaja, dewasa dan orangtua.
·
Potensial
sponsor: kampus Universitas Mercu Buana Jakarta dan Les Privat a hundred.
IX.
SEGMENTASI
NO
|
VISUAL
|
AUDIO
|
1
|
BUMPER IN
|
BUMPER IN
|
2
|
ESTABLISH
GEDUNG DAN SOSOK BONI
|
NARASI
|
3
|
BONI ATAU
SEORANG PENGAJAR SEDANG MENDAMPINGI ANAK-ANAK BELAJAR
|
BONI BERBICARA
TENTANG ARTI FILOSOFI A HUNDRED
|
4
|
JUDUL
|
BACKSOUND
|
5
|
VISUAL
ANAK-ANAK TURUN DARI MOBIL, DIANTAR ORANGTUA, MASUK, NAIK TANGGA, MASUK KE
RUANGAN BELAJAR, SALAMAN DAN BASA-BASI DENGAN PENGAJAR
|
BACKSOUND
CHIT CHAT
ANAK-ANAK DAN PENGAJAR
|
6
|
WAWANCARA SALAH
SATU PENGAJAR
|
BERBICARA
TENTANG POLA BELAJAR YANG DITERAPKAN
|
7
|
WAWANCARA SALAH
SATU ANAK
|
MENJELASKAN SUASANA
BELAJAR DAN KESAN SELAMA BELAJAR DAN DIDAMPINGI PENGAJAR
|
8
|
SUASANA
BELAJAR
|
ATMOSFIR
|
9
|
WAWANCARA
SALAH SATU ORANGTUA MURID
|
BERBICARA
TENTANG KESANNYA TERHADAP SUASANA BELAJAR DI
“A HUNDRED”
|
10
|
SUASANA
BELAJAR
|
NARASI UNTUK
TEASER
|
COMMERCIAL BREAK
|
||
11
|
VISUALISASI SOSOK
BONI DAN SEDANG MENGAMBIL BUKU DARI RAK ATAU SEDANG MEMBACA ATAU MELUKIS
SESUATU (ALL TYPE SHOOT)
|
BACKSOUND
|
12
|
WAWANCARA BONI
FOTO-FOTO /
VIDEO DOKUMENTASI BONI SAAT MENCARI RUKO
|
BONI BERBICARA
TENTANG AWAL BERDIRI DAN PERKEMBANGAN A HUNDRED SAMPAI SAAT INI
|
13
|
WAWANCARA
SALAH SATU TEMAN BONI YANG IKUT MENDIRIKAN “A HUNDRED”
FOTO-FOTO/VIDEO
DOKUMENTASI BONI SAAT BERSIH-BERSIH RUKO BERSAMA TEMAN-TEMANNYA, PROSES
PENGECATAN, DAN PENGADAAN FASILITAS
|
MENJELASKAN
TENTANG PROSES DAN PERJUANGANYANG DIALAMI BONI SAMPAI MENDIRIKAN A HUNDRED
|
14
|
VISUALISASI BONI
ATAU SALAH SATU PENGAJAR SEDANG BERMAIN GITAR. ANAK-ANAK IKUT MENYANYI
|
ATMOSFIR
|
15
|
WAWANCARA BONI
|
MENJELASKAN
TENTANG SEJARAH IA MENEMUKAN NAMA “A
HUNDRED” DAN PENGALAMAN IA MENERAPKAN FILOSOFI ITU SAAT STUDI DI FILIPINA HINGGA
FASIH BERBAHASA INGGRIS
|
16
|
VISUALISASI
BONI ATAU SALAH SATU PENGAJAR BERMAIN GITAR DAN ADA ANAK YANG IKUT MENYANYI
|
ATMOSFIR
|
17
|
VISUALISASI
BONI ATAU SALAH SATU PENGAJAR BERMAIN GITAR DAN ADA ANAK YANG IKUT MENYANYI
|
BACSOUND
NARASI UNTUK TEASER
|
COMMERCIAL BREAK
|
||
18
|
VISUALISASI
BONI DAN ANAK-ANAK
|
ATMOSFIR
SUASANA BELAJAR
|
19
|
WAWANCARA
SALAH SATU ANAK
|
MENJELASKAN
KESANNYA BELAJAR DI “ A HUNDRED” DAN PENGARUHNYA BAGI STUDINYA (TTG KEMAJUAN
DAN PRESTASI)
|
20
|
WAWANCARA ANAK
YANG LAIN
|
MENJELASKAN
KESANNYA BELAJAR DI A HUNDRED DAN PENGARUHNYA BAGI STUDINYA (TTG KEMAJUAN DAN
PRESTASI)
|
21
|
VISUALISASI
SOSOK BONI DAN SEDANG MENGAMBIL BUKU DARI RAK ATAU MEMBACA ATAU MELUKIS
SESUATU (ALL TYPE SHOOT)
|
BONI BERBICARA
TENTANG APA YANG MEMBEDAKAN TEMPAT LES PRIVAT MILIKNYA DENGAN TEMPAT YANG
LAIN
|
22
|
WAWANCARA ORANGTUA
ANAK
|
MENJELASKAN
KESAN TENTANG ANAKNYA BELAJAR DI “A
HUNDRED” DAN PENGARUHNYA BAGI STUDI SANG ANAK (TTG KEMAJUAN DAN PRESTASI)
|
23
|
VISUALISASI
SOSOK BONI DAN SEDANG MENGAMBIL BUKU DARI RAK ATAU MEMBACA ATAU MELUKIS
SESUATU (ALL TYPE SHOOT)
|
BACKSOUND LAGU
INSPIRATIF
|
24
|
WAWANCARA BONI
|
MENJELASKAN
TENTANG REFLEKSI ATAS PENGALAMAN PERJALANAN HIDUPNYA YANG PANJANG, DAN MAKNA
YANG DIPETIK
|
25
|
VISUALISASI
BONI NAIK KENDARAAN DAN PERGI ATAU SEDANG MENGHADAPI KEMACETAN DI JALAN
VISUALISASI
JAKARTA
VISUALISASI
ANAK-ANAK TAK BERUNTUNG SEPERTI PENGEMIS/PEMULUNG DI JALAN
|
BACKSOUND
|
26
|
WAWANCARA BONI
|
MENJELASKAN
MIMPINYA UNTUK USAHANYA DAN UNTUK ANAK-ANAK YANG BELAJAR DI TEMPATNYA
|
27
|
CLOSING
STATEMENT “GRAPHIC”
CREDIT TITLE
|
BACKSOUND
|
28
|
GRAPHIC
“THANKS TO........”
|
BACKSOUND
|
29
|
BUMPER OUT
|
BACKSOUND
|
halo kak, boleh share nama IG or Whatsapp nya ?
BalasHapus