Di Stasiun Kereta Kita Bercinta

Pagi tadi,di stasiun kereta gambir aku menunggu saudaraku datang dari jogya dalam kertakpastian. Pesan singkat darinya mengatakan dia akan tiba kira-kira jam 06.00 wib. Tak jelas kereta yang ditumpanginya akan tiba tepat pukul 06.00. Menunggu memang melelahkan, lebih dari lelah fisik. tapi di sana aku sabar menunggu, kedatangannya adalah kepastian.

Tiba-tiba mataku tertuju pada sepasang kekasih yang berdiri di ujung stasiun. Keduanya berpelukan, erat sekali, tak saling ingin melepaskan. Bola mata sang gadis berbinar menatap mata sang kekasih. Entah perpisahan yang akan terjadi, ataukah pertemuan kembali setelah perpisahan yang cukup lama, aku tak tahu.

Di stasiun kereta ini aku menunggunya dengan harapan akan pertemuan. Di stasiun ini, sepasang kekasih itu melewati detik-detik entah setelah pertemuan kembali ataukah perpisahan yang akan terjadi.

Stasiun, terminal, bandara atau juga perhentian-perhentian tempat kita menunggu dan mengantar, kerap menjadi saksi akan detik-detik yang tak kita sadari. Saat-saat ketika air mata secara spontan bisa jatuh berderai ketika seseorang akan pergi, senyum kebahagiaan yang paling tulus dan murni ketika langkah kaki orang yang kita kenal turun dari kereta atau pesawat, raut kegelisahan di wajah mereka yang menunggu orang yang dijemput, dsb.

Dalam penantian penuh harap, pelukan erat sepasang kekasih, tawa atau derai air matanya, pastinya ada cinta. Cinta bisa membuat orang bertahan menunggu dalam ketakpastian, menangis tak malu di tengah kerumunan atau sebaliknya berjingkrak-jingkrak kegirangan tak menghiraukan puluhan mata yang memandang. Rasa cinta secara bersamaan bisa menguras emosi menjadi sedih, senang, kecewa, bahagia, benci dan suka. Rasa cinta tak bisa dimengerti. Mungkin bisa didefenisikan sebagai udara yang berhembus di hati, tak tergenggam dalam pikiran.

Yang pasti, di stasiun kereta, pagi ini, ada perayaan cinta. Dalam detik-detik panantianku, aku tahu ada cinta yang membuat aku sabar menunggu. Dalam detik-detik ketika sepasang kekasih yang berpelukan erat, aku tahu, mereka sedang merayakan cinta.Di stasiun kereta pagi ini, kita bercinta.

12.04.2009.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tradisi Fenomenologis dalam Teori Komunikasi

TEORI INTERPRETIF