Postingan

Menampilkan postingan dari 2010

Cukup Bahasa Jiwa

Gambar
Cukup jiwa yang mengatakannya *untuk sahabatku yang sedang jatuh cinta sehabis pentas sebuah acara teater minggu lalu, dan sulit melupakan begitu saja pengalaman sedetik saling bertatapan mata dengan gadis yang dicintainya. Dia adalah sobatku, seorang manusia yang normal sebagai manusia, punya rasa cinta, punya hasrat, punya keinginan, dan punya harapan.   “Kiki, aku ingin bertanya…” Tanyakan saja semua yang sedang mengganjal di dalam benakmu silva… “apakah kamu tahu apa yang mau aku katakan..?” Yah, aku tahu. Aku tahu semua yang ada di benakmu, silva. Tetapi katakanlah. “Tidak cukup Kiki untuk mengatakan saat ini, malam ini, bahkan hingga besok pun waktu tak cukup” Yah aku tahu. Kata-kata tidak cukup merepresentasi semua yang ada di benakmu. Waktu pun tak cukup membeku menahan kekuatan kata-katamu. Tetapi katakanlah. “Kiki…” Yah…aku tahu. “…Mengapa ada ruang kosong yang terisi ketika kamu menatapku dan aku menatapmu?...” Yah aku tahu. Ada intensitas dalam jarak antara kamu

Di Stasiun Kereta Kita Bercinta

Gambar
Pagi tadi,di stasiun kereta gambir aku menunggu saudaraku datang dari jogya dalam kertakpastian. Pesan singkat darinya mengatakan dia akan tiba kira-kira jam 06.00 wib. Tak jelas kereta yang ditumpanginya akan tiba tepat pukul 06.00. Menunggu memang melelahkan, lebih dari lelah fisik. tapi di sana aku sabar menunggu, kedatangannya adalah kepastian. Tiba-tiba mataku tertuju pada sepasang kekasih yang berdiri di ujung stasiun. Keduanya berpelukan, erat sekali, tak saling ingin melepaskan. Bola mata sang gadis berbinar menatap mata sang kekasih. Entah perpisahan yang akan terjadi, ataukah pertemuan kembali setelah perpisahan yang cukup lama, aku tak tahu. Di stasiun kereta ini aku menunggunya dengan harapan akan pertemuan. Di stasiun ini, sepasang kekasih itu melewati detik-detik entah setelah pertemuan kembali ataukah perpisahan yang akan terjadi. Stasiun, terminal, bandara atau juga perhentian-perhentian tempat kita menunggu dan mengantar, kerap menjadi saksi akan detik-detik yang

Menunggu Bintang Jatuh

Gambar
"...dan bila sabtu datang lagi, tetapi sinar bulan tak seterang sabtu kemarin, akankah kau lukis lagi mimpimu di atas cadas, tempat kita duduk berdua menunggu bintang jatuh? Sekali lagi, ...dan bila bulan memang sudah enggan memantulkan sinarnya malam ini, akankah kamu masih duduk setia menemaniku, menunggu bintang jatuh?" "Oh...bintang, meski kakiku kini berpijak di atas cadas yg rapuh, meski sahabatku yg kemarin ikut mengagumi sinarmu telah pergi, di sini aku menunggumu jatuh. Sebab kusadari, selama engkau masih bersinar di atas ketinggian langit, tanganku tak akan pernah sanggup menggapaimu. Dan jika kamu jatuh, aku tahu, di bumi tempat aku berpijak engkau berada. Dan aku pasti akan mencarimu."

ALETHEIA

Gambar
Aletheia Ia datang bagai bintang Bersembunyi di balik matahari Redup di sisi bulan Terang tak termakan gelap Ia memiliki sinar darinya sendiri Aletheia… Ia datang dengan kepastian Bukan ragu Bukan prasangka Melampaui monade Ia adalah ketaktersembunyian Aletheia….adalah ketaktersembunyian (just to be an aletheia…..for someone in there)