duniailmukomunikasi

Hujan, turunlah sederas-derasnya Sebab terlalu lama bumi merindumu Matahari dan bulan Menangislah sejadi-jadinya Sebab trlalu lama bumi sakit Krn tak kau prhatikan Dan bila airmatamu bnar-bnar tumpah Biarkan bumi tahu Bahwa kau tak prnah meninggalkannya Sebab meski kmu di atas dan ia di bawah Kau tak pernah merasa jauh darinya Airmatamu adalah bukti Bahwa kau ingin selalu membuat luka hatinya sejuk Meski hatimu sndiri terkuras sedih Tahulah kau hai bumi, bulan dan matahari Jarak tak membuatmu jauh Krn kamu memiiki rindu yang sama Dan kamu tak pernah saling meninggalkan Sebab semesta mahaluas ini hanyalah satu Saling merindulah bulan, matahari dan bumi Dan bila perlu kirimkan bnyak pesan lewat air matamu yg kini tumpah ke bumi Supaya bumi tahu bahwa airmata hanya pesan ttg cinta Airmatamu adlh cintamu yg telah terkuras habis Krn tak sanggup terus merindu***

Bnyak org mengatakan bhwa cinta adalah egoisme untk memiliki obyek yg dicintainya. Tapi jika anda tulus mencintai, semestinya egoisme yg kmu miliki tak perlu dipaksakan kpd obyek yg kmu cintai. Apalagi yg kmu cintai itu adlh manusia, yg memiliki hati jg untk mencintai. Sedikit saja anda memaksakan ego kmu kpdnya, cinta yg kamu miliki tdk lg tulus. Sedikit saja kamu ingin membuat perubahan pd obyek atau ia yg kamu cintai, cintamu tdk lg tulus, krn kmu tdk menerimanya apa adanya, dan kmu memaksakan dia menuruti egomu. Cinta yg tulus adalah membiarkannya apa adanya, meskipun kerap rasa cinta itu akan meremukkan hatimu sendiri. Cinta yg tulus brsifat membebaskan, bukan memenjarakan. Inilah cinta yg radikal. *just wanna love simply

keyakinan. Akhirnya sama saja seperti keraguan yang selalu datang menjadi bayang-bayang. Setiap orang boleh terbuai tdur dalam imajinasi liarnya, atau puas terbahak oleh gelora pikirannya sendiri, tapi keyakinan dan keraguan adalah hantu yang menakutkan.  Lalu mereka bilang untung saja keyakinan bisa membunuh keraguan. Padahal Keraguan bisa mencampakkan rasa yakin dalam jurang yang paling dasar. Mereka yg begitu yakin, akhirnya meragukan sendiri keyakinannya, padahal mereka tak mengharapkan keraguan, sekalipun keraguan itu hanya hadir dalam mimpi saat tidur. Hmmm....untung saja saya percaya pada keraguanku sendiri, dan saat ini saya belajar meragukan keyakinanku. Setidaknya saya menyadari bhwa keyakinan tak selalu benar. Dan kali ini saya harus yakin dengan keraguanku untuk memilih.